Rabu, 09 Maret 2011
Dua Manusia Super Di Pinggir Jalan
Diposting oleh
ayo Indonesia
Kejujuran sebuah kata yang sangat sederhana tapi sekarang menjadi barang langka dan sangat mahal harganya. Memang ketika kita merasa senang dan segalanya berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, tetapi pada saat sebuah nilai kejujuran yang kita pegang berbenturan dengan perasaan, kita mulai tergoncang apakah tetap memegangnya, atau kita biarkan tergilas oleh keadaan. Sebuah kisah kejujuran yang sangat menyentuh hati, dua orang anak kecil menjajakan tisu di pinggir jalan. Membuat kita mesti belajar banyak tentang arti sebuah kejujuran.
Siang ini, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka mahluk mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira-kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan, “Terima kasih Oom!” Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka.
Siang ini, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka mahluk mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setia Budi, dua sosok kecil berumur kira-kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan, “Terima kasih Oom!” Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka.
Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki-laki itu pun menolak dengan gaya yang sama dengan saya, lagi-lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan kearah dalam kantong itu, dua pertiga terisi tissue putih berbalut plastik transparan.
Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayuti langit Jakarta.
Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang menggayuti langit Jakarta.
“Terima kasih ya mbak … semuanya dua ribu lima ratus rupiah!” tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah.
“Maaf, nggak ada kembaliannya … ada uang pas nggak mbak?” mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.
“Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan?” suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah.
“Nggak punya!”, tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata “Ambil saja kembaliannya, dik!” sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur.
“Maaf, nggak ada kembaliannya … ada uang pas nggak mbak?” mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter.
“Oom boleh tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan?” suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah.
“Nggak punya!”, tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata “Ambil saja kembaliannya, dik!” sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur.
Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang “Sudah buat kamu saja, nggak apa..apa ambil saja!”, namun mereka berkeras mengembalikan uang tersebut. “Maaf mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !”
Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya. Tinggallah episode saya dan mereka. Uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar “Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ke tukang ojek!” “Eeh … nggak usah … nggak usah … biar aja … nih!” saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, “Nanti dulu Om, biar ditukar dulu … sebentar.” “Nggak apa apa, itu buat kalian” lanjut saya. “Jangan … jangan oom, itu uang oom sama mbak yang tadi juga” anak itu bersikeras. “Sudah … saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !”, saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat.
Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari ke arah saya. “Ini deh om, kalau kelamaan, maaf ..”. Ia memberi saya delapan pack tissue. “Buat apa?”, saya terbengong “Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu”. Walau dikembalikan ia tetap menolak.
Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastik hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta memberikan uang empat ribu rupiah. “Terima kasih Om!”..mereka kembali ke ujung jembatan sambil sayup sayup terdengar percakapan, “Duit mbak tadi gimana ..?” suara kecil yang lain menyahut, “Lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin …….”.
Percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan. Tuhan, hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang tissue.
Dua anak kecil yang bahkan belum balig, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia. Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. Apa yang bukan milik kita, pantang untuk kita ambil.
YOU ARE ONLY AS HONORABLE AS WHAT YOU DO
Label:
Iseng
Blog Archive
-
▼
2011
(496)
-
▼
Maret
(162)
- Remeh dan Kerdil
- Artikan Sendiri Maknanya, Saya Juga Bingung.......
- Memberi PASSWORD pada folder dengan dan tanpa soft...
- Facebook Mobile Prompt Feed XSS (Cara Iseng Ngerja...
- Membuat burung twitter terbang di blog - Floating ...
- Cara mengawasi facebook pasangan kita dengan multi...
- Solusi Buka Facebook di blok IT dengan browsing am...
- cara iseng promosi web atau blog di salingsapa.com
- Daftar Web Penyedia Jasa URL / Link Shortener
- Simple Javascript Floating Image, Object, Avatar,...
- Free download SLANK mp3 Full All album
- Domain Dot TK saya tiba-tiba menghilang
- Metode Kepahlawanan
- RW KESEDIHAN RT KEBUNTUAN
- Fake Mailer / Fake Email Sender / Email Palsu
- DARI HATI KE HATI
- Apa Besok Pagi Kita Belum Mati ?
- Sistem Nilai Apakah yang Kita Pilih
- Menghapus Blog Yang Kita Ikuti (Follow)
- Files And Archives of p4r46hcyb3rn3t
- Kenapa Saya Gagal Blogging?
- Islam itu tidak menyakiti siapa-siapa
- Pekerjaan Yang Mulia
- Kepada Siapakah Engkau Mengeluh?
- Dua Manusia Super Di Pinggir Jalan
- Saatnya Untuk Pulang
- Saya Anti Demokrasi.....!!!
- Manusia Bukan Tandingan Setan
- Kita Adalah Bangsa Yang Memang Tidak Perlu Rajin
- Ketika Gandhi Kehilangan
- Modal Utama Manusia Untuk Menjadi Muslim Bukan Al ...
- Bakwan Jengkol
- 10 Tips untuk Blogger Pemula
- Meningkatkan Pendapatan Adsense Anda
- Memasang Iklan Google Adsense Di Blog Bahasa Indon...
- Hikayat Bukit Tengkorak
- Namanya Melisa
- Saya Jadi Apa, Bukan Karena Ingin
- Kebenaran Dibalik Sebuah Berita
- Apakah Kita Sudah Assalamu'alaikum Wr. Wb.
- Cara Menghapus Crawl Error Dengan Webmaster Tools
- Langkah-Langkah Membuat Website
- Panduan Google Website Optimizer untuk Split Testing
- Panduan / Tutorial Menggunakan Google Adwords
- Dapatkan Pay Per Lead $5 dari Nifty Stats
- Cara Membuat Rekening PayPal-100% Gratis
- Belajar Tools dan Tips Google Adsense
- Apa Arti Sebenarnya Bisnis Online itu?
- Macam-Macam Program Affiliasi Website
- How to Make Money From Your Website
- Social Widget [Twitter, Facebook & RSS Feed] Plugi...
- Top 15 WordPress SEO Plugins for 2010
- 10 WordPress plugins to work with images
- Akismet Key and How to Resolve Akismet Detected Pr...
- Cara Promosi Blog Anda
- Cara Mendaftarkan Blog ke Search Engine
- Membuat Website Search Engine Friendly
- Using the Joomla! Contact Component
- Tutorial Joomla – Using the Media Manager for File...
- Tutorial Template Joomla
- Joomla: Bagaimana Menghilangkan Jcomments Footer Link
- JComment: Fasilitas Komentar Joomla yang Simple ta...
- Joomla : Ubah Favicon Joomla Sesuka Hati
- Membuat Domain Dot Com dengan Blogspot
- Cara Daftar Gratis Domain di Web.Id
- Daftar Domain Gratis dari dot Tk
- Membuat Domain Gratis di CO.TV
- Daftar Penyedia Domain Gratis
- Cara Membuat Daftar Isi dan Sitemap Blog WordPress
- Cara Membuat Daftar Isi pada Blog WordPress
- Membuat file Robots.txt di Worspress
- Membuat Sitemap pada Wordpress
- Membuat Artikel Terkait (Related Post) pada Blog W...
- Cara Memasang Iklan di Dalam Postingan Blog WordPress
- Membuat Link Di Wordpress
- Membuat Iklan Melayang (Floating) di WordPress
- Cara Instalasi WordPress Di Local Host
- Instalasi CMS WordPress Pada Server Hosting
- Cara Daftar di Domain Gratis, Free Domain, Free DN...
- Pengaturan DNS Pada Domain CO.CC
- Membuat Website Atau Blog Gratis Penghasil Uang
- Platinum SEO Plugin-The Ultimate WordPress SEO
- Membuat Album Foto pada WordPress CMS dengan Plugi...
- Cara Optimasi Blog WordPress Bagi Pemula Dengan Pl...
- Tips Untuk Free Web Directory
- How to Activate Akismet to Your WordPress Blog
- 9 Anti Spam WordPress Plugin
- Optimalisasi WordPress untuk Mesin Cari
- Cara Mudah Membuat Blog WordPress Terkenal
- Plugin to Speed Up Your WordPress Site
- WordPress Optimization for Better Performance and ...
- WordPress Easy Paypal Payment or Donation Accept P...
- Activate Our WordPress RSS With Feedburner
- Tutorial Daftar Hosting Gratis DI FREEHOSTIA
- Instal Wordpress di Hosting Byethost
- Beware Free Hosting With 000WebHost.com
- Panduan mendaftar Hosting di Hostgator
- Tutorial Membuat Domain Gratis .CO.CC
- Tutorial Membuat Hosting 000webhost
- What Is Website Webhosting
-
▼
Maret
(162)